Selasa, 09 Januari 2018

Squads team : Perubahan

Badurro Cafe
Squads team
: Perubahan

Tidak sedikit teori yang kita dapat baik secara tersirat maupun tersurat. Kini saatnya, kita canangkan perubahan lewat realitas keseharian.

Kita tak boleh terus bergerak kebelakang, kita harus maju menuju masa depan yang lebih baik.

Ayo tentukan arah
Ayo berkhidmah
Semangat mengemban amanah 👏
Kairo, 29 Juli 2017





Winter Tour : Teruslah berkibar

Red Sea

Winter Tour
: Teruslah berkibar

اللهم صل علي سيدنا محمد و علي اله و صحبه أجمعين
وتري بها الروايات تخفق و القنا
وتري العجاج كمثل بحر مزبد

"Kau lihat disana banyak bendera-bendera berkibar dan para penyanyi laksana lautan yang airnya melimpah ruah". (Antarah al-Absi)


Syair diatas merupakan indikasi adanya kibaran-kibaran bendera. Karena jauh sejak zaman dahulu sebelum datangnya Islam, bendera merupakan simbol yang perlu dipertahankan khususnya ketika datang peperangan. Ketika bendera masih tegak berdiri, maka menunjukkan kemenangan, kekuatan, dan pertahanan yang masih kuat. Namun ketika bendera tersebut jatuh, maka menunjukkan kekalahan.

Dikisahkan, pada saat perang Mu'tah yang terjadi pada 629 M atau 5 Jumadil Awal 8 H melawan tentara kekaisaran Romawi Timur. Sebelum pasukan Islam berangkat untuk menegakkan panji La ilaha Illallah, Rasulullah telah menunjuk 3 orang sahabat -Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah- sekaligus mengemban amanah komandan secara bergantian. Mereka berkorban dengan semangat juang yang tinggi guna menegakkan panji Allah. Awalnya panji dibawa oleh Zaid bin Haritsah ra, dengan anak panahnya komandan pertama ini menebasi pasukan musuh sampai akhirnya ia tewas terbunuh dijalan Allah SWT.

Benderapun beralih ke tangan Ja'far bin Abi Thalib ra, ia berperang sampai tangan kanannya putus. Bendera ia pegangi dengan tangan kiri, dan akhirnya putus juga oleh musuh. Namun dengan kondisi demikian, semangatnya tak kenal surut ia tetap berusaha mempertahankan bendera dengan cara memeluknya sampai ia gugur oleh senjata lawan. Kemudian bendera beralih ketangan komandan terakhir Abdullah bin Rawahah ra, iapun gugur dalam medan peperangan setelah musuh menerjang.

Kemudian bendera diambil oleh Khalid bin Walid tanpa adanya penunjukkan kepadanya untuk memimpin pasukan. Namun, dengan kecerdikan dan kecemerlangan siasat dan strategi yang ia punya. Kaum muslimin berhasil mengalahkan Romawi dan memenangkan peperangan.

Betapa terasa semangat juang para pasukan dalam menegakkan bendera kebanggaanya. Maka seyogyanya kita ikut mempertahakan bendera yang selalu kita kibarkan (Bendera merah putih) agar tetap berdiri tegak.

Kita melakukannya bukan demi bendera yang terbuat dari kain tersebut, akan tetapi karena simbol yang dikandung oleh kain yang menjadi kebanggaan kita.
Allahu a'lam🙏

Hormat dan cinta
Jayalah Indonesiaku
Red Sea, Hurghada

Sabtu, 26 Agustus 2017

Rileks : Hurgada Summer tour

Hurghada
Rileks
: Hurgada Summer tour

اللهم صل علي سيدنا محمد و علي اله و صحبه أجمعين.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا (ال عمران: ١٠٣

"Dan berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan janganlah kalian berpecah belah".


Interpretasi dari ayat tersebut menegaskan akan urgensi kebersamaan dalam berjuang dijalan Allah. Faktor kebersamaan adalah kunci sukses. Beberapa karakterisktik menarik dapat kita ambil dari bait Alfiyah karangan Ibnu Malik untuk menumbuhkan kebersamaan yang kita inginkan, yang berbunyi:

فارفع بضم و انصبن فتحا و جر
كسرا كذكر الله عبده يسر

Pertama بضم (berkumpul). Karena ini merupakan arti lain dari kebersamaan itu sendiri. Apalah sebuah kebersamaan tanpa perkumpulan.

Kedua فتحا (terbuka/keterbukaan). Adanya keterbukaan satu sama lain sangat mempengaruhi kebersamaan yang baik. Dengan keterbukaan, kita bebas mengekspresikan ide-ide yang kita punya. Karena tidak sedikit orang yang cerdas dan mempunyai gagasan yang cemerlang menjadi sia-sia karena tidak ada sifat keterbukaan.

Ketiga جر كسرا (seretlah perpecahan). Yang terakhir ini justru antonim dari makna kebersamaan. Nilai-nilai yang jelas bertentangan dengan konteks dalil di atas. Maka harus kita hindari.

Kita punya visi dan misi yang sama, belajar. Adanya keterbukaan dan saling mempercayai selalu kita junjung tinggi. Kita kedepankan dukungan dan kerja sama antar sesama. Maka, dengan demikian tersebut kita yakin kita bisa ikat tali kebersamaan.

Salam sedulur🙏🙏
Selamat beraktifitas😊😊

#Summertour#Hurgada
Senin, 28 September 2017

Santri Zaman Now : Santri dan Ke-eksistensian-nya

Santri Zaman Now
: Santri dan Ke-eksistensian-nya

Awal menimba ilmu di pondok pesantren, saya beranggapan kalau songkok hitam, sarung merek wadimor, dan baju koko putih yang saya pakai ketika itu merupakan wujud dari ke-eksistensian saya sebagai santri.

Atau barang kali sampai saat ini, saya masih sering beranggapan kalau gamis panjang, dan sorban hijau yang saya pakai adalah implementasi untuk mempertahankan ke-eksistensian saya sebagai santri.

Tampilan yang saya gunakan ketika itu memang termasuk dari eksistensi sebagai santri, namun hanya sedikit. Karena hakikat eksistensi santri yang hakiki adalah nilai-nilai Agama yang dapat kita implementasikan untuk orang lain. Bermanfaat untuk orang banyak, khidmah untuk umat, dan berguna bagi nusa, bangsa, dan Agama.

Semoga rasa bangga kita sebagai santri terefleksi dengan cara berfikir, bertindak, dan berkarya yang dapat melahirkan prestasi atau karya nyata untuk umat, memerangi kebodohan, dan meng-integrasikan ilmu pengetahuan duniawi dan ukhrowi.


Selamat Hari Santri...!!
Kairo, 22 Oktober 2017
Hari Santri 2017

Perbedaan : Asal keturunan yang sama

Al-Azhar Park
Perbedaan
: Asal keturunan yang sama

Baik secara Ilmiyah maupun Ilahiyah, manusia memiliki ciri khas yang membedakan. Baik secara bentuk fisik dan warna kulit, juga aktifitas kehidupan duniawi yang menyangkut rezeki dan pangkat. .
Termaktub dalam firman-Nya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal...." (QS. 49:31)

Maka sudah menjadi sunatullah jika kita temukan berbagai macam perbedaan. Ada si putih dan si hitam, si mancung dan si pesek, si gemuk dan si kurus, si kaya dan si miskin dst.

Namun kesemua perbedaan bukan menjadi faktor penyebab perpecahan, pengkotak-kotakan berdasarkan kesamaan, terlebih jika menyangkut rasisme. Karena yang demikian, sungguh telah mencederai Islam. Islam hadir untuk meniadakan hal demikian. "Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk-bentuk kalian, melainkan hati dan perbuatan kalian" hadist.

Perbedaan ada agar kita saling kenal mengenal, sesuai dari tujuan perbedaan itu sendiri. Kenal mengenal dari mana asal usul, dari mana pangkal nenek moyang, dari mana asal keturunan dahulu. .

Manusia pada hakikatnya adalah dari asal keturunan yang satu. Maka tidak semestinya lagi kita permasalahkan perbedaan-perbedaan tersebut. Namun saatnya kita persamakan persepsi bahwa kita adalah satu, satu dari darah keturunan.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya. Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya. Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi.(QS. 4:1)

Hadiqoh al-Azhar. 
Sabtu, 28 Oktober 2017 

Me & my Parents : Prinsip kebebasan


Me & Mom

Me & my Parents
: Prinsip kebebasan

Jauh sebelum saya -sedikitnya- memahami makna dan merasakan "kebebasan". Secara tidak langsung, justru yang demikian itu (baca: kebebasan) ternyata sudah saya dapatkan ketika saya kecil. Menurut saya, berpegang teguh dengan prinsip kebebasan adalah pelajaran yang orang tua saya ajarkan sejak dini. 

Kehidupan keluarga berjalan dengan kebebasan tanpa apapun yang menjadi keinginan orang tua, kecuali terhadap apa yang sudah menjadi ketentuan Syariat agama Islam, baik itu berupa perintah yang harus dilaksanakan maupun larangan yang harus di jauhi. Kehidupan di rumah berjalan dengan keinginan masing-masing. Namun tetap di batasi dalam koridor pantauan orang tua. Orang tua memantau, mengarahkan, memberi persetujuan, dan dukungan. Ibu yang memantau apa yang saya lakukan, dan bapak yang memberi persetujuan dan dukungan terhadap keinginan yang ingin dilakukan.

Tidak jarang orang tua mengalah. Mereka lebih mendahulukan untuk mengikuti keinginan dan kehendak anak-anaknya. Pernah suatu ketika, saya berikan beberapa pilihan terhadap keinginan yang ketika itu akan saya lakukan. Namun jawaban yang saya dapatkan hanya mengarahkan dan persetujuan. Ibu dan Bapak tidak bersifat memaksa, hanya menjalankan kewajiban sebagai orang tua dengan memenuhi kebutuhan anak-anaknya, mengikuti kemampuannya dengan cara sewajarnya dan biasa-biasa saja sesuai dengan kemampuan ke duanya. Yang karena itu, kami sebagai anak-anaknya (khususnya saya) seharusnya terbiasa untuk mengukur kemampuan diri sendiri dan orang tua.

Kendati demikian, saya dapat melakukan apapun yang ingin di lakukan.
Semoga kedua orang tua tetap dalam lindungan dan rahmat Allah SWT. Amin.

Efek rindu orang tua😭😭
Saya dan Rindu
Selasa, 26 Desember 2017

Sederhana : Apa adanya atas apa yang ada


Hurghada

Sederhana
: Apa adanya atas apa yang ada


Dalam menjalani berbagai macam tantangan hidup dan kehidupan perlu adanya pondasi kokoh dan mengokohkan. Paling tidak bait terakhir Trijiwa Pondok Pesantren yang sering di gaung-gaungkan itu sebagai acuan pegangan kita. "Kebebasan dalam berfikir dan kesederhanaan dalam bertindak". 


Di antaranya; Kesederhanaan dalam bertindak. Artinya, kesederhanaan menjangkau berbagai tindakan dalam segala aspek kehidupan, tidak saja dalam sikap, kata-kata, dan penampilan. Sederhana menikmati yang tersedia dan tidak mencari yang tidak ada. Dalam kesederhanaan akan terlihat keindahan. Sederhana itu tidak ribet, tidak egois, tidak arogansi apalagi sombong.


Namun dewasa ini, orang-orang justru cendrung menjauhi hidup sederhana. Padahal pelaku kesederhanaan dapat membebaskan pikiran dari beban kerumitan, menjauhkan dari hal-hal yang tidak penting. Orang yang pernah menikmati nikmatnya hidup sederhana akan terus menyederhanakan kehidupannya.


Sederhana itu realistis, apa adanya atas apa yang ada bukan ada apanya.

Dhadkan : Cinta dan Benci

Masjid Syekh Tontowi

Dhadkan
: Cinta dan Benci
Dhadkan film drama romantis India tahun 2000 berkisah tentang cinta segitiga. Film bertajuk cinta, kepercayaan, dan kebencian.


Dalam film ini di ceritakan, ada Anjali seorang wanita muda berasal dari keluarga yang sangat kaya dan berpengaruh jatuh cinta kepada pemuda miskin yang bernama Dev. Pemuda miskin yang juga mencintai Anjali mengharuskan dirinya untuk menemui orangtua Anjali untuk memohon restu meminangnya.


Namun usai pertemuan antara keduanya, Anjali mendapatkan teguran dan penolakan keras karena ayahnya tidak menyukai sikap Dev. Selain itu, ternyata orangtua Anjali telah mempersiapkan anak laki-laki yang sangat religius untuk di jadikan pasangan hidup Anjali. Karena ke-tidak mungkinan Anjali menyakiti orangtuanya, akhinya ia menyerah dan menikah dengan pilihan yang dipercayai.


Pemuda pilihan orangtuanya adalah Ram, orang yang memiliki cita-cita besar. Memang pada mulanya Ram belum bisa membuat Anjali mencintainya. Namun setelah melihat sikap dan prilaku baik suaminya, ia menyadari bahwa ia telah jatuh cinta padanya.


Anjali dan Ram hidup bahagia layaknya keluarga bahagia yang ideal. Tapi tiba-tiba, di pesta ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga, Dev datang kembali dan berniat untuk mendapatkan cintanya kembali. Ketika itu, kehidupan Dev berubah drastis. Dev menjadi seorang pengusaha kaya. Akan tetapi, karena cinta pada suaminya ia tidak ingin kembali ke Dev. Dengan demikian, Dev memutuskan untuk menghancurkan bisnis suaminya. Tapi cinta dan kebenaran menang pada akhirnya. Dan Dev menyadari kebodohannya serta memutuskan untuk menikahi teman sekaligus rekan bisnisnya yang telah lama mencintainya dalam diam.


Sejalan dengan film diatas, kita dapat memetik hikmah bahwa kebenaran dan cinta selalu berada di atas kebencian. Kebencian tidak akan dapat membangun karakter kepribadian manusia yang baik. Dengan kebencian tidak akan tercipta kebahagian. Kebencian akan kalah dengan cinta. Hanya dengan cintalah kita dapat membinasakan keburukan. Kita dapat membasmi keburukan dengan kebenaran. Kita dapat memindahkan keburukan dalam hati dengan kedamaian. Maka, Jadikanlah cinta menjadi kepercayaan dan prinsip dalam hidup. Tebarkanlah kebaikan. Berikan begitu banyak cinta, maka semua orang akan mencintaimu.


Teringat pesan Habib Ali Jufri Jufri ra, tentang kebenaran:
الكراهية لا تبني انسانا 
الكراهية لا تحمي أوطانا
الكراهية لا ترتقي بأمة
الكراهية لا تخلق سعادة
المحبة تفعل
Kebencian tidak membangun manusia, tidak menjaga kestabilitasan bangsa, tidak membangun umat, dan tidak menciptakan kebahagiaan. Namun, Cintalah yang dapat merealisasikan semuanya.


Salam perdamaian dengan cinta dan kebenaran.
Selamat berakhir pekan dan tahun baru Masehi.
Minggu, 31 Desember 2017

Squads team : Perubahan

Badurro Cafe Squads team : Perubahan Tidak sedikit teori yang kita dapat baik secara tersirat maupun tersurat. Kini saatnya, kita can...